Gentleman Approach – Intro

Screenshot_2017-05-13-15-01-31-713

What?!”

“Steph.. kecilkan suaramu, Sayang.”

It’s crazy! No, I can not and I will not do it!”

“Kita sedang berada di Korea, Sayang. Gunakan bahasa ibumu dengan baik, it’s not LA, daughter.”

Daddy .. kau menerima lamarannya begitu saja tanpa berkoordinasi denganku terlebih dulu!”

“Putriku, dia adalah pria yang baik. Nowdays, jarang sekali ada pria yang langsung menemui orangtua gadis yang mereka suka lalu mengemukakan niat mereka untuk mempersunting gadis tersebut. Kau seharusnya bersyukur pada Tuhan, Sayang.”

“Oh… please Dad, aku bahkan tidak tahu apa dia sesuai dengan keinginanku atau tidak, apa dia memenuhi semua kriteria dari pria idamanku.”

“Stephanie Hwang, kau tidak mempercayai penilaian ayahmu?”

“Bukan seperti itu, Dad. Aku hanya…”

“Panggil aku Appa , kita sedang berada di Korea, gunakan bahasa dengan baik.”

Dad.. kau serius?”

Appa !”’

“Baiklah Appa , aku hanya…”

Good, finally you agree!”

“Apa?!!”

Yes.. you just said withbaiklah Appa ’.”

“Tapi bukan itu maksudku, Da…”

Appa !”

Dad!”

“Woahh… ada apa ini? Mengapa berisik sekali ruang makan kita hari ini, Mich?” Kaka laki-laki Tiffany berjalan bersama kaka tertua Tiffany yang terlihat hanya tertawa melihat keributan antara adik bungsu dan ayahnya yang hampir terjadi setiap hari semenjak keluarganya memutuskan untuk  pindah ke Korea.

Unnie.. tolong aku..” Tiffany beranjak dari kursinya, segera menghampiri sang kakak dengan rintihan yang anehnya malah membuat Michelle ingin tertawa mendengarnya.

Appa .. kau sudah memberitahunya?” Leo kini duduk di samping sang ayah yang tersenyum mengiyakan pertanyaan anak laki-lakinya itu.

“Tunggu, kau mengetahui ini semua Oppa ?”

“Tentu Steph.”

“Kau juga, Unnie???”

“Kedua kakakmu juga ikut mewawancarai calon suamimu, Sayang. Hebatnya, calon suamimu itu berhasil melewati wawancara itu dalam waktu yang tidak terlalu lama.”

“Kalian juga mewawancarainya? Leo.. Mich?” Tiffany menatap kedua kakaknya dengan tatapan tak percayanya. Kedua kakaknya hanya mengangguk-angguk dengan senyuman terbaik mereka yang berhasil membuat Tiffany diam tak berkutik karena itu adalah salah satu kelemahannya jika sudah melihat kedua kakaknya seperti itu.

“Itu adalah sebuah keharusan, Steph. Aku dan Mich harus memastikan bahwa pria yang akan menjadi pasanganmu adalah yang terbaik dari yang terbaik karena kau begitu berharga untuk kami. Ini bukan karena kami adalah kakakmu dan sudah menjadi sebuah kewajiban bagi kami untuk menyeleksi calon pasangan hidupmu, bukan.. bukan itu.”

“ Tapi Oppa .. jika aku tidak mengenalnya terlebih dulu, itu sama saja dengan menikahi orang asing. Bagaimana aku bisa terjebak untuk selama-lamanya dengan pria yang bahkan sampai hari saja aku tidak tahu bagaimana bentuknya?”

“Dia manusia normal, Sayang. Pastinya memiliki bentuk normal dan sempurna seperti orang kebanyakan.”

Dad.. kumohon..”

“Steph.. Appa , Leo dan aku, kami hanya ingin yang terbaik untukmu karena kami menyayangimu. Calon suamimu, dia adalah pria yang nantinya akan menjagamu bahkan jika kami berada jauh darimu.”

“Aku tahu itu Mich, hanya saja…”

“Kau takut bahwa semuanya tidak akan berjalan dengan baik karena kau belum mengenalnya? Seperti itu heumh?”

Daddy ..”

“Steph.. kau ingin tahu sesuatu?” Leo kembali berbicara. Ia bangkit dan menghampiri Tiffany, membawa adik bungsunya itu untuk ikut duduk bersama dengan sang ayah dan kakak tertua mereka.

“Awalnya aku menentang semua ini ketika Daddy  memberitahuku bahwa ada seorang pria yang ingin menikahimu. Aku berpikir ini adalah jaman modern dan pria gila mana yang dengan yakinnya datang menemui Daddy  untuk menjadikanmu teman hidupnya tanpa berpacaran atau berhubungan dulu denganmu..”

“Lalu mengapa kau menyetujuinya?”

“Aku belum selesai, tolong jangan potong ucapanku sebelum aku selesai bercerita okay?”

“Baiklah.. maafkan aku.”

Okay, you’re forgiven. Jadi begini.. setelah mengetahui hal itu, aku menghubungi Michelle. Kami mendiskusikan apa yang Daddy  ucapkan tentang pria itu. Hingga akhirnya Aku dan Mich memutuskan untuk bertemu dengan pria itu secara langsung.” Leo menghentikan kalimatnya, menatap Michelle yang mengerti dengan maksud adiknya itu.

“Aku, Daddy  dan Leo akhirnya bertemu dengan pria itu. Kau tahu, dia membawa kedua orangtua dan juga sahabat terdekatnya saat itu. Dia mengenalkan dirinya dengan sangat baik, sopan dan ramah, tidak seperti kebanyakan pria yang selama ini mengencanimu.”

“Mich..” Tiffany memberikan tatapan protesnya pada sang kakak yang tersenyum menyesal padanya.

Okay aku lanjutkan ya. Sesi perkenalan itu berlanjut dengan wawancara yang secara tidak langsung aku dan Leo lakukan padanya. Kau harus tahu Steph, dia datang dengan persiapan yang luar biasa. Kami bertemu di salah satu restoran yang ternyata adalah miliknya. Dia menyiapkan ruang rapat dimana didalamnya sudah tersedia sebuah presentasi tentang dirinya dan semua alasan mengapa dia ingin menikahimu serta menjadikanmu istrinya.”

“Presentasinya tersusun begitu professional. Lewat presentasi itu,  dia menceritakan pada kami komitmen yang ingin dirinya bangun bersamamu,  bagaimana dia mempersiapkannya. Dia bahkan sampai menjelaskan identifikasi bahaya yang akan menerjang rumah tangga kalian nanti, akibat  dan peluang yang akan muncul, penilaian resiko dan penanganan resikonya. Untuk monitor & review, dia berkata bahwa kami bisa tetap ikut berpartisipasi didalamnya meskipun secara tidak langsung kau sudah bukan tanggung jawab kami lagi setelah kalian menikah nanti.”

“Kau serius?”

“Aku serius. Kau bisa menanyakan Leo dan Daddy  jika tidak percaya.”

“Sayang sekali salah satu dari kami tidak sempat merekam presentasinya saat itu saking terkesannya kami dengan  pemaparan rencana yang calon suamimu buat untuk rumah tangga kalian nanti.”

“Lagipula, itu adalah permintaannya untuk tidak merekam apapun tentangnya.”

“Loh… kenapa?”

“Dia ingin menjadi kejutan untukmu?”

“Maksudnya?”

“Salah satu hal unik dari pria yang ingin mempersuntingmu itu adalah.. dia tidak ingin kau mengetahui rupa atau visualnya sebelum kau bersedia untuk menerima pinangannya.”

“APA? Jadi bagaimana aku bisa yakin untuk menerimanya jika dia tidak mau aku…”

“Sebagai gantinya, dia memberikan ini.” Anthony Hwang mengeluarkan sebuah buku catatan dengan sampul kulit coklat asli yang terlihat begitu klasik dan menawan. Siapapun pemilik buku tersebut memiliki selera yang tinggi dan sangat mempehatikan hal sekecil apapun bahkan dari alat tulis serta perlengkapan lainnya yang digunakan olehnya.

“Apa ini?” Tiffany mulai bertanya, bingung dengan buku catatan yang kini sudah ada dihadapannya.

“Bacalah. Dia sudah menuliskan semua tentang dirinya disana. Itu semacam curriculum vitae, begitulah yang calon suamimu bilang.”

“CV? Dia serius?”

“Jika kau melihat presentasinya secara langsung, maka kau akan tahu betapa seriusnya lelaki yang ingin meminangmu ini, Steph. Bahkan dia juga membuat proposal tentangmu pada kedua orangtuanya. Dan kedua orangtuanya serta keluarga besarnya setuju denganmu, syukurlah.”

What the…”

Language, Stephanie Hwang!”

Daddy .. omong kosong macam apa ini? Aku bukan sebuah benda yang bisa seenaknya kalian negosiasikan untuk dijual atau menjadi rencana bisnis seperti ini.”

“Steph..”

“No, Michelle. Aku tidak bisa. Umurku sudah lebih dari 25 tahun. Aku mempunyai hak untuk menetapkan bagaimana hidupku kedepannya, tidak seperti ini.”

“Hak untuk tetap bermain dengan laki-laki bodoh seperti mantan-mantan kekasihmu, maksudmu?”

Dad!”

“Steph, Daddy  hanya ingin yang terbaik untukmu. Kami khawatir dengan gaya hidupmu yang kurang sehat itu. Sudah waktunya kau mendapatkan pasangan hidup yang dapat membimbingmu, bukan hanya menikmatimu dan menyesatkanmu.”

“Kau menganggapku.. sebagai wanita yang senang tidur dengan siapa saja, Leo Hwang?”

“Bukan itu maksud Leo, Steph.”

“Lalu apa Mich? Oh ya.. aku lupa aku tidak sepertimu, wanita sempurna dengan karir cemerlang dan kehidupan cinta yang menyenangkan. Sungguh membosankan..”

“Stephanie Hwang!”

“Salah satu alasanku pindah ke Korea karena aku ingin hidup mandiri, tidak bergantung pada kalian. Tapi kalian.. selalu seperti ini. Bagaimana aku bisa bebas jika kalian selalu mengatur semuanya untukku?”

“Kami tidak mengatur hal ini untuk mengekangmu, Steph. Ini semua untuk kebaikanmu.”

“Mich.. aku ingin bertanya sesuatu padamu dan kau harus menjawabnya dengan jujur. Sekarang, siapa yang paling tahu bahwa hal ini adalah baik atau tidaknya selain diriku sendiri? Siapa yang paling tahu hal apa yang dapat membahagiakan diriku selain aku sendiri?”

“Tentunya kau yang paling tahu tapi terkadang penilaianmu terlalu bias dan subjektif, mengesampingkan sesuatu yang sebenarnya kau butuhkan.. bukan hanya yang kau inginkan. Hal pertama yang dilakukan oleh setiap manusia pastinya adalah memenuhi kebutuhan mereka lalu berlanjut ke pemuasan keinginan diri mereka.”

“Mich.. please. Aku bukan mahasiswamu…”

“Ini bukan tentang kau adalah mahasiswaku atau tidak. Aku sedang berbicara padamu sebagai kakak yang peduli dengan kelangsungan hidup adiknya dan itu adalah kau, Tiffany Hwang.” Tiffany terdiam mendengar nada bicara Michelle yang sedikit meninggi. Kaka tertuanya itu selama ini terkenal paling sabar dan bisa menjaga emosinya jika sedang berdebat dengan siapapun terutama dirinya yang selalu sukses membuat orang-orang kesal jika sudah berdebat.

“Baiklah aku sudah memutuskan, kau boleh menolak lamarannya tapi dengan satu syarat. Kau harus benar-benar mempelajari CV dan apapun yang tertulis dalam buku itu. Setelah kau selesai mempelajarinya, kau harus mengemukakan alasan-alasanmu tentang mengapa kau harus tidak menikah dengannya. Mengapa dia tidak cocok menjadi pendamping hidupmu. Jika kau berhasil meyakinkanku beserta kakak-kakakmu, maka aku sendiri yang akan menyampaikan pada pria itu bahwa kau menolaknya.

Daddy  tapi aku..”

“Tidak ada tapi, Sayang. Take it or leave it. Kau punya waktu 2 minggu untuk mempelajarinya dan mempersiapkan semuanya.”

.

.

.

.

.

THE AND

.

.

.

.

.

ETERNITY NOTE:

Better short than NEVER kan?

So.. who’s that Gentleman? :p

Sebuah cerita pendek yang mungkin akan berlanjut atau tidak 🙂

Semuanya tergantung dari respon yang diberikan 🙂

Dari pembaca

Oleh pembaca

dan Untuk pembaca

it’s a YES or NO 

PS: ini repost 🙂

 

31 thoughts on “Gentleman Approach – Intro

  1. Lanjut, klw saya sech YES
    yg jadi cowoknya KWON YURI donk Thor klw bukan kwon yuri nanti saya bawa pasukan nasi bungkus buat demo di depan rumah author……wkwkwk ingat ingat ting😉

    Like

  2. Maaf thor gw gk baca bagian bawah banget gw males baca intro… tapi pas baca part atas cukup paham dah buat kedepanya nih ff bakal menarik… ya walau gw gk tau siapa pangeran gentelman itu. Apa mungkin teman masa kecil tippa? Atau… ah sudahlah…
    Gw ikut alur aja dah…
    See ya thor n hwataenggg…

    Like

Leave a comment